Wong Pek Fah sangat menderita. Semua penduduk desa Lian Hwa memusuhinya. Mereka sering merusak ladang Pek Fah dan bahkan sering kali mereka memukul dan meludahi petani muda itu. Padahal, Pek Fah tidak pernah mengganggu atau merugikan mereka. Merasa tidak ada yang membela dirinya, Wong Pek Fah memutuskan untuk belajar kung fu di sebuah biara Shaolin.
Kepala biara menyuruh Pek Fah untuk membersihkan cerobong asap yang ada di biara tersebut. Di sana ada enam cerobong asap. Kepala biara menyuruh Wong Pek Fah menggunakan sebuah sapu sepanjang lima meter yang gagangnya terbuat dari besi. Beberapa minggu Pek Fah bahkan tidak mampu untuk mengangkat sapu itu.
Wong Pek Fah membersihkan semua cerobong asap pagi dan sore hari selama tidak kurang dari dua tahun. Kemudian kepala biara memanggilnya. “Kamu boleh kembali ke kampung halamanmu. Pelajaranmu sudah selesai,” kata kepala biara.
“Tetapi, suhu, saya datang kemari untuk belajar kung fu. Sedangkan selama dua tahun ini saya belum belajar satupun jurus kung fu Shaolin,” Wong Pek Fah agak memprotes sang suhu.
“Ya, kamu sudah belajar jurus Membersihkan Cerobong Asap,” kata kepala biara. “Pulanglah, dan kamu akan hidup damai.”
Karena tidak mau mengecewakan gurunya, Wong Pek Fah berpamitan dan kembali ke kampung halamannya. Ketika Wong Pek Fah mulai semakin dekat dengan kampungnya, beberapa anak kecil mengenali dia. Mereka memberitahukan kedatangan Wong Pek Fah kepada seluruh penduduk desa Lian Hwa. Mereka menjadi gempar, karena sebelumnya mereka berpikir bahwa Wong Pek Fah tidak akan berani ke desa Lian Hwa lagi.
Seorang lelaki berbadan besar menghadang Wong Pek Fah di tengah jalan. Dia mencoba mumukul Wong Pek Fah, tetapi pembersih cerobong asap Shaolin ini menangkap tangan lelaki gempal itu. Kemudian, Wong Pek Fah teringat cara dia membersihkan cerobong asap selama dua tahun itu. Wong Pek Fah mengangkat lengan lelaki tersebut seolah-olah dia sedang membersihkan cerobong asap.
“Krak,” lengan itu terlepas dari sendinya. Lelaki itu berteriak kesakitan. Seluruh penduduk desa Lian Hwa takut terhadap Wong Pek Fah. Sejak saat itu Wong Pek Fah hidup tentram, tidak ada lagi seorangpun penduduk desa Lian Hwa yang berani mengganggu pendekar Shaolin ini. (david solafide)
Nilai moral:
Suatu keahlian memerlukan latihan. Latihan membuat seseorang mahir. Apa yang kita latih hari ini, akan sangat berguna di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar