MARIO TEGUH, seorang pakar manajemen, menjelaskan penelitiannya terhadap pengaruh pemimpin terhadap motivasi dan etos kerja karyawannya. Beliau menemukan ada tiga jenis karyawan.
Jenis pertama, dengan jumlah terbesar yaitu 70 persen, adalah karyawan yang sangat dipengaruhi oleh pimpinan mereka.
Jika pemimpinnya baik, maka mereka akan bekerja dengan semangat, karena mereka menyadari bahwa pimpinan akan menghargai pekerjaan mereka atau hasil kerja mereka. Dengan pemimpin yang baik, mereka percaya bahwa nasib mereka akan membaik pula. Tetapi jika pemimpinnya ‘jelek’, mereka akan bekerja ogah-ogahan. Pada waktu pemimpinnya tidak berada di tempat, mereka akan bekerja dengan sangat santai. Karyawan yang demikian ini, menurut Mario Teguh, tidak akan banyak mencapai kemajuan karena mereka bergantung kepada baik buruknya pemimpin.
Jenis kedua, jumlahnya 20 persen, adalah karyawan yang bekerja untuk diri mereka sendiri. Artinya, mereka tidak perduli apakah sang pemimpin itu baik atau tidak. Mereka memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk memahirkan diri mereka dalam pekerjaan. Mereka bekerja dengan baik dan bersungguh-sungguh tanpa peduli pemimpinnya baik atau tidak, berada di tempat atau tidak, memperdulikan mereka atau tidak. Suatu saat, mereka akan ‘dilihat’ oleh orang atau perusahaan lain. Atau, mereka akan melihat peluang untuk bekerja di perusahaan lain yang lebih kondusif. Mereka tidak perduli apakah pemimpinnya baik atau tidak, mereka hanya perduli pada masa depan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa masa depan mereka tidak bergantung pada baik buruknya orang lain, tetapi baik buruknya mereka sendiri. Itulah sebabnya mereka bekerja sebaik mungkin. Jika mereka tidak ‘dihargai’ oleh perusahaan di mana mereka sekarang bekerja, maka mereka akan ‘dihargai’ oleh perusahaan lain yang mengetahui ‘kualitas’ mereka. Mereka inilah yang memiliki kesempatan untuk maju.
Jenis yang ketiga, jumlahnya hanya 10 persen, adalah mereka yang selalu menjadi trouble makers (pembuat onar, perusuh). Tak masalah apakah pemimpinnya baik atau jelek, mereka akan selalu membuat masalah. Mereka menuntut ini dan itu, tetapi mereka sendiri adalah orang-orang yang memiliki karakter sebagai provokator.
Nampaknya hal ini dapat juga diterapkan pada orang Kristen dalam hubungannya dengan pemimpin. Apakah pemimpin baik atau buruk mempengaruhi motivasi kita dalam beribadah. Jenis yang manakah Anda? (david solafide)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar